Tag Archive: cinta


nikTerinspirasi dari email yang di kirim oleh teman, dia menanyakan apa sih yang di cari dari sebuah pernikahan ??
Ya saya jawab aja sekenanya, lagian saya juga belum menikah, belum tahu rasanya menikah..
Berikut ini, balasan dari imel yang ditanyakan oleh temen saya, jawaban yang ngawur tapi mudah-mudahan dapat di terima sebagai masukan, bagi yang mau melakukan pernikahan.

Mungkin ini suatu pertanyaan yang sangat mengena  sekali untuk diri saya, ya bagaiamana tidak, disaat banyak temen-temen yang nikah, saya masih asyik-asyikan ngeblog, kerja, gajian, nabung, dll padahal umurku juga sepertinya sudah cukup untuk sebuah pernikahan (bener ga sih?he..he..). Tapi menurut saya pernikahan bukan cuma sudah umur saja, ato juga tergiur dengan banyaknya teman-teman yang sudah nikah.

Hakikatnya sebuah pernikahan itu bukan cuma menyatukan dua insan dalam biduk rumah tangga, tetapi juga menyatukan dua buah keluarga menjadi satu keluarga besar. Jangan mudah menerima pernyataan ya, ini hanya pemikiran bodoh saya tentang sebuah pernikahan.

Setelah Akad Nikah terjadi, dan di kumandangkannya dua kalimat yang sederhana “Ijab dan Kobul”, maka perubahan besar pun akan terjadi, yang haram akan menjadi halal, yang maksiat akan menjadi ibadat, kebebasan akan menjadi sebuah tanggung jawab, dan yang dulunya hanya mempunyai satu bapak dan satu ibu, kini mempunyai dua bapak dan dua ibu. Itu artinya kita harus siap dengan semua perubahan besar itu.

Ketika seseorang mengucapkan ijab dan kobul tersebut, resikonya sudah jelas, si cowok akan menjadi seorang pemimpin dalam rumah tangga dan si cewek akan hidup di bawah kepemimpinan suaminya. Dia harus hidup bersamanya, taat, tunduk dan patuh kepada suaminya. Bahkan surganya ditentukan oleh bagaimana sikapnya kepada suaminya ( yang ini hasil, nguping di kajian mingguan…)
Nah jika sudah seperti itu, apabila dari awal kita sudah tidak nyaman, maka berikutnya masalah akan datang bergantian.

Tak jarang ada yang pasangan memasuki pernikahan hanya dengan sedikit persiapan untuk menghadapinya. Kadang-kadang mereka kurang memiliki kedewasaan emosional, kemantapan atau keluwesan, yang harus dimiliki dalam pasangan yang berhasil. Kita bisa melihat contoh pernikahan artis-artis Indonesia, dua bulan menikah langsung mengajukan perceraian. Apa mereka tidak memikirkan rencana jangka panjang dalam pernikahan, atau pernikahan bagi mereka hanya sebuah  tren, yang harus di ikuti ??

Nah, pertimbangan-pertimbangan yang banyak itu mungkin yang mendasari sampai saat ini saya belum berani untuk menikah ( membela diri, padahal gak lsaya² 😦 ). Dari segi umur, memang mungkin saya sudah masuk kriteria untuk menikah, tetapi saya belum cukup dewasa untuk berani mengikrarkan diri untuk membina sebuah rumah tangga.

Mungkin tulisan saya ini kurang memuaskan, tapi menurut saya, ini lah sebuah pernikahan, banyak yang harus di pertimbangkan jika seseorang ingin menikah. Tetapi semua itu terserah, kamu yang akan menjalani nya, kamu juga yang akan menanggung resikonya, tapi bagi saya , masih banyak yang harus di pertimbangkan jika ingin menikah.

Kalo belum puas atas jawaban saya,  silahkan cari sumber-sumber yang lebih relevan tentang pernikahan…maklum masih belajar dari pengalaman teman2…he..he..

Tapi menurut Anda, pernikahan itu seperti apa sih ???
Bisa di share mungkin di sini, kalo punya pendapat, kan bisa ngasih masukan lagi buwat temen yang mo nikah, hehehe…..

Oh…Ibu!!!

imagesDidetik pertama saya melihat dunia,

Bunda tahu bahwa saya sangat
ketakutan mendapati dunia yang berbeda dari kehidupan

indah sebelumnya
di dalam rahim Bunda.

Saya menangis sekuat-kuatnya untuk menunjukkan
bahwa saya benar-benar takut dan takkan mampu hidup sendiri dalam
kondisi yang sangat lemah. Tapi ketika itu pula, Bunda tahu ketakutan
yang saya rasakan. Ia merapatkan tubuh ini ke tubuhnya, menyodorkan air
murni kehidupan dan mengusapkan jari lembutnya di punggung kecil ini.
Hangat kecupnya terasa di kening seraya berucap, “Jangan takut nak,
Bunda kan selalu menemanimu sampai kapan pun”

Continue reading

Saat Sakitku…..

sakiyWahai… Pemilik nyawaku
Betapa lemah diriku ini
Berat ujian dariMu
Kupasrahkan semua padaMu

Tuhan… Baru ku sadar
Indah nikmat sehat itu
Tak pandai aku bersyukur
Kini kuharapkan cintaMu

Reff. :
Kata-kata cinta terucap indah
Mengalun berzikir di kidung doaku
Sakit yang kurasa biar jadi penawar dosaku
Butir-butir cinta air mataku
Teringat semua yang Kau beri untukku
Ampuni khilaf dan salah selama ini
Ya ilahi….
Muhasabah cintaku…

Tuhan… Kuatkan aku
Lindungiku dari putus asa
Jika ku harus mati
Pertemukan aku denganMu

[Edcoustic]

-file .mp3 nih-

kiteJudul : The Kite Runner
Penulis : Khaled Hosseini
Penerjemah : Berliani M. Nugrahani
Penerbit : Qanita
Cetakan : I, Maret 2006
Tebal : 618 hl ; 17.5 cm

“Buku ini begitu dahsyat, hingga untuk waktu yang lama, buku lain yang kubaca terasa hambar”
-Isabel Allende-

The Kite Runner adalah novel yang ditulis oleh penulis kelahiran Afghanistan, Khaled Hoseeini. Hosseini yang kini bermukim di Amerika adalah seorang putra diplomat yang yang dilahirkan di Kabul pada 1965. Saat ayahnya ditugaskan ke Paris 1976, ia meninggalkan Afghanistan dan tak bisa kembali ke tanah kelahirannya karena pada 1980 Rusia telah menduduki Afghanistan. Keluarga Hossseini akhirnya mendapat suaka politik dari pemerintah Amerika Serikat dan hingga kini ia tinggal di California dan menjadi seorang dokter.

Novel The Kite Runner merupakan karya perdananya dan juga novel Afghan pertama yang ditulis dalam bahasa Inggris. Novel ini menggambarkan suasana Afghanistan sebelum Rusia menginvasi negara ini (1979) hingga jatuhnya kekuasaan rezim Taliban. Ceritanya sendiri mengisahkan tokoh Amir yang dalam novel ini bertindak sebagai narator. Di masa kecilnya, Amir-yang ditinggal mati ibunya ketika melahirkannya-tinggal bersama ayah yang dipanggilnya Baba, dan pelayannya Ali serta putra Ali, Hasan, yang juga menjadi sahabatnya.

Baba, ayah Amir adalah sosok pria Afghan perkasa, pengusaha sukses, seorang moralis yang kebaikannya membuat dia disegani oleh teman-temannya. Baba menginginkan Amir tumbuh menjadi seorang pria yang tegar, menyukai aktivitas-aktivitas yang layaknya dilakukan oleh anak laki-laki seusianya seperti bermain bola, layangan, bela diri, dll. Namun Amir lebih senang tenggelam dalam buku-bukunya, menjadi pria lemah dan tidak dapat melindungi dirinya sendiri. Tiap kali dirinya mendapat masalah dengan teman-temannya, Hasan-lah yang selalu menjadi penolong dan pembelanya.

Kenyataan ini membuat Baba kecewa dan khawatir terhadap masa depan anaknya, hal inilah yang membuat hubungan antara Amir dan ayahnya kadang menjadi kaku, Amir yang dituntut oleh ayahnya untuk melakukan hal-hal yang tidak disukainya membuat ia tertekan dan perasaan terhadap ayahnya menjadi campur aduk antara benci dan cinta.
Continue reading