Category: Tausiyah


layang2Ahad yang lalu, setelah sekian lama tidak bermain layang-layang, bersama sepupuku aku diajak main layang-layang lagi. Jadi pengen cerita, sambil memaknaiĀ  apasih filosopi dibalik layang-layang?

Disaat kecil aku suka bermain layan-layang, bahkan sampai saat ini kalo diajak maen layang aku masih suka. Aku ulur layangku naik tinggi banget, repotnya kalo mo pulang musti harus narik setarik demi setarik sampai kepegang tangan. Yang paling menyenangkan adalah ketika aku mencoba memutus layang-layang teman, saling ulur dan saling tarik sampai salah satu ada yg putus. Dikala putus layang-layang itu akan terbang jauh dan dikejar ma anak-anak kecil siapa yg dapat dia yg berhak atas layang putus itu, bahkan ada juga yang tersangkut dipohon.

Dari situlah ternyata ada filosofi dibalik bermain layang-layang tersebut, yaitu harapan/cinta. Kita dan beberapa orang pasti merasakan dimana kita mencintai seseorang dan memberi harapan kepada orang lain akan cinta kita pasti akan ada yg bersifat seperti layang-layang tersebut, yaitu tarik dan ulur. Disaat layang-layang layang itu kita tarik, pastinya akan mendekat ke kita. Tetapi disaat diulur tentunya akan jauh juga layang itu, begitupun dengan sebuah harapan.
Kita memberi harapan kepada seseorang tetapi kita ulur harapan itu menjadi jauh, dikala jauh kita tarik lagi agar dekat dengan kita. Semakin jauh kita mengulur sebuah harapan, akan menarik lawan untuk memutuskannya. Dan disaat kita tarik, lawan tidak akan melihat layang kita karena dekat dengan kita, harapan yg kita dapatkan.
Ketika layang itu putus, seperti halnya dengan harapan kita putus juga. Dan jangan salahkan orang lain jika layang/harapan itu tertangkap oleh orang lain, ataupun tersangkut ditempat lain.
Kitapun juga akan susah jika berusaha mengejarnya, karena dengan terbawanya angin layang/harapan itu akan terbang jauh dan pastinya sudah banyak yg akan merebutnya. Kita pastinya akan bersusah payah mengejarnya, seperti hal dulu ketika layang-layang yg kumainkan putus aku berusaha tuk mendapatkannya kembali dengan mengejarnya dan itu pun ternyata sia-sia belaka. Disaat itulah timbul rasa kecewa, karena kita tidak dpt mempertahankannya.

Kita bermain layang-layang akan tentu sangat senang jika naik tinggi, karena kondisi layang kita akan tenang dan kita tidak khawatir. Berbeda dengan layang itu kita naikkan tidak terlalu tinggi, pastinnya kita tidak akan tenang karena layang-layang kita akan selalu kesana kemari.
Demikian juga sebuah cinta, kita mencintai seseorang akan merasa tenang jika kita naikkan cinta kita setinggi-tingginya kepada seseorang itu. Apabila kita mencintai seseorang dengan biasa/tidak terlalu tinggi, akan banyak godaan dikanan dan kiri yang siap menjatuhkan layang/cinta kita.

Artinya adalah janganlah kita tarik ulur harapan kita/seseorang, karena pada akhirnya akan putus juga dan sulit untuk mendapatkannya kembali, dan cintailah dengan perasaan cinta yang tinggi agar kita bisa tenang untuk merasakan artinya cinta.

Gimana menurut teman2??

Ruangan Dingin ber-AC, 12 Januari 2009

Merenungi makna hidupku, merasai peranku dalam perjalanan sang waktu. Kali ini aku merasa tak lagi berhati. Kali ini di kepalaku hanya ada obsesi. Obsesi dihargai manusia dan diimbali deretan angka di rekeningku setiap bulan berganti.

Hari ini aku hanya ingin mengingat. Merindui masa saat aku bercita sederhana. Menjadi orang baik. Orang yang memberi arti bagi orang lain. Tak pernah melukai, meski setitik. Tak pernah menyakiti, meski senoktah.

Padahal aku tak pernah ingin berpura-pura dalam hidupku. Aku ingin menjadi aku. Dengan idealismeku dulu. Menyampaikan apa yang perlu kusampaikan. Tak perlu menyampaikan kepalsuan. Aku ingin menyampaikan kebenaran. Jika kepalsuan itu harus disampaikan, semata untuk membuat si palsu terkuak. Aku ingin menjadi orang baik.

Padahal aku ingin, dengan peranku aku memberi secercah harap. Seberkas asa. Bagi mereka, Tuhan. Mereka yang dihempas duka, mereka yang terluka, mereka yang menahan jerit. Meski sekedar uluran tangan. Pelukan seorang saudara. Sekedar menenangkan. Meski hanya sementara. Menjadi orang baik.

Padahal, dengan peranku, aku bisa tulus berbagi dengan mereka. Membiarkan mereka membagi luka, memberi sedikit kehangatan. Dengan ikhlasku, dengan kerelaanku. Sebagai saudara, sebagai teman, sebagai tempat berbagi. Menjadi orang baik.

Padahal dengan peranku, aku tak usah berpura-pura. Aku bisa lebih memaknai senyumku untuk menghadiahkan sedikit bahagia dihati mereka. Dengan simpati yang tak lagi palsu. Sebenar-benarnya simpati.

Padahal dengan peranku, dengan kelurusan niatku, aku ingin membuat cerita-ceritaku bermakna. Membuat kisah-kisah dari tanganku dapat merubah dunia. Membuat manusia lain lebih merasa dan berterimakasih atas takdir mereka yang lebih. Membuat mereka berlomba menjadi orang baik.

Idealisme itu…ah…doakan temans agar tetap menghujam dihatiku untuk sekedar berharap :

Yang kamai harap adalah terbentuknya Indonesia lebih baik dan bermartabat serta kebaikan dari Allah Pencipta Alam Semesta

Assalamu’alaikum wr. wb.
tiIni ada kumpulan kata-kata yang bermakna ….. semoga bermanfaat ….

KETIKA ALLAH BERKATA TIDAK

Ketika manusia berdo’a,
“Ya Allah ambillah kesombonganku dariku.”
Allah berkata,
“Tidak. Bukan Aku yang mengambil, tapi kau yang harus menyerahkannya.”

Ketika manusia berdo’a,
“Ya Allah sempurnakanlah kekurangan anakku yang cacat.”
Allah berkata,
“Tidak. Jiwanya telah sempurna, tubuhnya hanyalah sementara.”

Ketika manusia berdo’a,
“Ya Allah beri aku kesabaran.”
Allah berkata,
“Tidak. Kesabaran didapat dari ketabahan dalam menghadapi cobaan tidakdiberikan, kau harus meraihnya sendiri.”

Ketika manusia berdo’a,
“Ya Allah beri aku kebahagiaan.”
Allah berkata,
“Tidak. Kuberi keberkahan, kebahagiaan tergantung kepadamu sendiri untuk menghargai keberkahan itu.”

Ketika manusia berdo’a,
“Ya Allah jauhkan aku dari kesusahan.”
Allah berkata,
“Tidak. Penderitaan menjauhkanmu dari jerat duniawi dan mendekatkanmu pada Ku.”

Ketika manusia berdo’a,
“Ya Allah beri aku segala hal yang menjadikan hidup ini nikmat.”
Allah berkata,
“Tidak. Aku beri kau kehidupan supaya kau menikmati segala hal.”

Ketika manusia berdo’a,
“Ya Allah bantu aku MENCINTAI orang lain, sebesar cintaMu padaku.
Allah berkata…
“Akhirnya kau mengerti …!”

Kadang kala kita berpikir bahwa Allah tidak adil, kita telah susah payah memanjatkan doa, meminta dan berusaha, pagi-siang-malam, tapi tak ada hasilnya.
Kita mengharapkan diberi pekerjaan, puluhan-bahkan ratusan lamaran telah kita kirimkan tak ada jawaban sama sekali
orang lain dengan mudahnya mendapatkan pekerjaan.
Kita sudah bekerja keras dalam pekerjaan mengharapkan jabatan, tapi justru orang lain yang mendapatkannya-tanpa susah payah.
Kita mengharapkan diberi pasangan hidup yang baik dan sesuai, berakhir dengan penolakkan dan kegagalan, orang lain dengan mudah berganti pasangan.
Kita menginginkan harta yang berkecukupan, namun kebutuhanlah yang terus meningkat.

Coba kita bayangkan diri kita seperti anak kecil yang sedang demam dan pilek, lalu kita melihat tukang es.
Kita yang sedang panas badannya merasa haus dan merasa dengan minum es dapat mengobati rasa demam (maklum anak kecil).
Lalu kita meminta pada orang tua kita (seperti kita berdoa memohon pada Allah) dan merengek agar dibelikan es. Orangtua kita tentu lebih tahu kalau es dapat memperparah penyakit kita. Tentu dengan segala dalih kita tidak dibelikan es. Orangtua kita tentu ingin kita sembuh dulu baru boleh minum es yang lezat itu.

Begitu pula dengan Allah, segala yang kita minta Allah tahu apa yang paling baik bagi kita.
Mungkin tidak sekarang, atau tidak di dunia ini Allah mengabulkannya.
Karena Allah tahu yang terbaik yang kita tidak tahu.

Kita sembuhkan dulu diri kita sendiri dari “pilek” dan “demam”…. dan terus berdoa.

Semoga Bermanfaat
Wassalamu’alaikum..wr..wb

ibuDalam kehidupan kita sehari-hari, kita percaya bahwa kebohongan akan membuat manusia terpuruk dalam penderitaan yang mendalam, tetapi kisah ini justru sebaliknya. Dengan adanya kebohongan ini, makna sesungguhnya dari kebohongan ini justru dapat membuka mata kita dan terbebas dari penderitaan, ibarat sebuah energi yang mampu mendorong mekarnya sekuntum bunga yang paling indah di dunia. Continue reading

Apotek

Seorang wanita baru pindah ke sebuah kota kecil. Setelah berada di sana beberapa waktu, ia
mengeluh kepada tetangganya tentang pelayanan buruk yang dialaminya di apotek setempat. Ia
meminta pada tetangganya agar mau menyampaikan kritiknya pada pemilik apotek itu.
Beberapa hari kemudian wanita pendatang tersebut pergi lagi ke apotek itu. Pemilik apotek
menyambutnya dengan senyum lebar sambil mengatakan betapa senangnya ia melihat wanita itu
berkenan datang kembali ke apoteknya, dan berharap wanita dan suaminya menyukai kota
mereka. Bukan hanya itu, pemilik apotek itu bahkan menawarkan diri membantu wanita dan
suaminya menguruskan berbagai hal agar mereka bisa menetap di kota itu dengan nyaman. Lalu,
ia pun mengirimkan apa yang dipesan wanita itu dengan cepat dan baik.
Wanita itu merasa senang dengan perubahan luar biasa yang ditunjukkan oleh pemilik apotek.
Kemudian, ia melaporkan hal itu pada tetangganya. Katanya, “Anda tentu sudah menyampaikan
kritik saya mengenai betapa buruk pelayanannya waktu itu.”
“Oh, tidak,” jawab tetangganya. “Sebenarnya saya tidak menyampaikan kritik anda pada mereka.
Saya harap anda tidak keberatan. Saya katakan pada pemilik apotek itu betapa anda terkagumkagum
melihat caranya mendirikan apotek di kota kecil ini. Dan, anda merasa apoteknya adalah
salah satu apotek dengan pelayanan terbaik yang pernah anda temui.”
Teman, seperti inilah kita akan dihargai oleh orang lain. Inilah gambaran tentang perilaku yang kita
dapat dari perlakuan yang kita berikan pada orang lain. Sebuah penghargaan, dan juga
penghormatan, akan lebih baik, dari sekedar kritik yang tak beralasan.
Ini adalah sebuah cermin, tentang siapa kita, tentang siapa sebenarnya yang berhak untuk
mendapatkan harapan perbaikan. Kritik yang disampaikan dengan cara yang keliru, seringkali
hanya menghancurkan harapan perbaikan. Sedangkan sebuah apresiasi (penghargaan) selalu
mendorong orang lain untuk melakukan lebih baik lagi.
Jadi, teman, sampaikanlah kritik dengan lebih bijak. Selamat mencoba.

Oleh : Irfan Toni Herlambang