Archive for February, 2009


Belajar dari sebuah kentang…..!!!???

Seorang Guru Sekolah Dasar (SD) mengadakan “permainan”. Guru menyuruh tiap murid membawa sebuah kantong plastik transparan dan kentang. Masing-masing kentang tersebut diberi nama berdasarkan nama orang yang dibenci, sehingga jumlah kentangnya tidak ditentukan berapa tergantung jumlah orang-orang yang dibenci.

Pada hari yang disepakati masing-masing murid membawa kentang dalam kantong plastik. Ada yang berjumlah 2, ada yang 3 bahkan ada yang 5. Selanjutnya guru mengharuskan murid-murid membawa kantong plastik berisi kentang tersebut kemana saja mereka pergi, bahkan ke toilet sekalipun, selama 1 minggu.

Hari berganti hari, kentang-kentang pun mulai membusuk, murid-murid mulai mengeluh, apalagi yang membawa 5 buah kentang, selain berat baunya juga tidak sedap.
Setelah 1 minggu murid-murid SD tersebut merasa lega karena penderitaan mereka akan segera berakhir.

Guru : “Bagaimana rasanya membawa kentang selama 1 minggu ?”
Keluarlah keluhan dari murid-murid SD tersebut, pada umumnya mereka tidak merasa nyaman harus membawa kentang-kentang busuk tersebut ke mana pun mereka pergi.

Guru pun menjelaskan apa arti dari “permainan” yang mereka lakukan.
Guru: “Seperti itulah kebencian yang selalu kita bawa-bawa apabila kita tidak bisa memaafkan orang lain. Sungguh sangat tidak menyenangkan membawa kentang busuk kemanapun kita pergi. Itu hanya 1 minggu, bagaimana jika kita membawa kebencian itu seumur hidup ?”

Alangkah tidak nyamannya dan beratnya beban kita!

Sumber : Sayang Dibuangpotato

Kenangan Bersama Ayah

Dalam sebuah perjalanan menyusuri pantai utara
Berkereta di tengah malam Surabaya – Jakarta
Kuteringat masa indah di masa-masa kecilku
Kenangan bersama ayah di kampung halaman
Sungguh indah
Terlalu manis untuk dilupakan
Sungguh mesra
Meski beriring ketegangan
Suasana pengajian petang seperempat malam pertama
Riuh rendah suara hafalan atau cemeti hukuman
Hening hanya decahan kala epik dipaparkan
Liku-liku perjuangan para pahlawan Islam
Yang gagah perkasa
Di medan perjuangan
Yang tak takut mati
Untuk meraih kemuliaan Islam
Ayah terima kasih nanda haturkan kepadamu
Yang telah mendidik dan membesarkanku bersama ibu
Ayah engkaulah guruku yang terbaik sepanjang usiaku
Yang telah membimbing masa kecilku meniti jalan Tuhanku
Allah s’moga Kau berkenan
Membalas s’gala kebaikannya
Menerimanya, dan meridhoinya
Di hadirat-Mu

“Terimakasih Ayah, semoga kita dipertemukan kembali dan berkumpul bersama keluarga di Jannah-Nya. Ku doakan semoga engkau selalu berada di sisiNya. Amin” (pen)