Archive for March, 2009


Ada yang belum terdaftar dalam DPT??

imageskinPANDUAN PINDAH MEMILIH (Berdasar pada Peraturan KPU No.10 tahun 2008 tentang Pemutakhiran Data Pemilih untuk pemilu 2009. Pasal 31-34)

Assalamu’alaikum. . Sahabat, bagaimana kabarnya hari ini? Semoga tetap luar biasa ya.. Subhanallah. ..ngga kerasa ya, pemilu tinggal beberapa hari lagi, kurang dari dua minggu lagi malah, kita diberi kesempatan untuk memilik pemimpin kita ke depan di Indonesia.. Gimana, udah pada kedaftar di DPT kan? Ayo, jangan lupa yang belum buat KTP or belum buat perpanjangan identitas, segera ya. Naah..buat sahabat2 yang kos or domisili aslinya bukan di tempat aktivitas sekarang, jangan lupa pulang ke daerah asalnya ya. But, buat yang kesulitan karena factor waktu, dana, or aktivitas yang ga bisa diwakilkan, sahabat bisa tetep milih di tempat sahabat tinggal sekarang lho. Gimana caranya ya? This is the step:

1. Mengurus Surat Pindah Memilih (Model A5) yang disediakan oleh PPS Asal, di tingkat kelurahan. Ada dua rangkap Model A5, satu rangkap buat Pemilih yang akan memilih di daerah lain dan satu rangkap sebagai arsip di PPS Asal,

2. Pengurusan Surat Pindah Memilih (Model A5) di daerah asal (PPS Asal) dapat diwakilkan kepada family atau saudaranya, dengan melaporkan data tempat akan memilih di Kota Bandung yaitu TPS, Kelurahan, Kecamatan & Provinsi,(untuk mempercepat pengurusan segera kirim via SMS), 3. Pengurusan paling lambat

3 (tiga) hari sebelum pencoblosan,

4. Surat Pindah Memilih (Model A5), harus segera dikirimkan ke pemilih yang akan menggunakan hak pilihnya di daerah lain (tempat tinggalnya sekarang),

5. Setelah mendapatkan kiriman Surat Pindah Model A5, segera melapor ke PPS di tempat domisili sekarang berada.

6. Pada prinsipnya setelah mendapat Surat Pindah Model A5, maka pemilih berhak untuk memilih di TPS tempat tinggal di tempat domisili sekarang berada.

Catatan: Pada prakteknya hingga saat ini di beberapa daerah, ada beberapa PPS yang memperbolehkan adanya penambahan data pemilih (DPTB) hanya dengan menunjukkan KTP tanpa mengurus Surat Pindah. Silahkan untuk dicoba terlebih dahulu, untuk lebih amannya mengikuti proses di atas. Segera diurus ya sahabat, karena satu suaramu sangat berarti untuk perubahan bangsa.

Ruangan Dingin ber-AC, 12 Januari 2009

Merenungi makna hidupku, merasai peranku dalam perjalanan sang waktu. Kali ini aku merasa tak lagi berhati. Kali ini di kepalaku hanya ada obsesi. Obsesi dihargai manusia dan diimbali deretan angka di rekeningku setiap bulan berganti.

Hari ini aku hanya ingin mengingat. Merindui masa saat aku bercita sederhana. Menjadi orang baik. Orang yang memberi arti bagi orang lain. Tak pernah melukai, meski setitik. Tak pernah menyakiti, meski senoktah.

Padahal aku tak pernah ingin berpura-pura dalam hidupku. Aku ingin menjadi aku. Dengan idealismeku dulu. Menyampaikan apa yang perlu kusampaikan. Tak perlu menyampaikan kepalsuan. Aku ingin menyampaikan kebenaran. Jika kepalsuan itu harus disampaikan, semata untuk membuat si palsu terkuak. Aku ingin menjadi orang baik.

Padahal aku ingin, dengan peranku aku memberi secercah harap. Seberkas asa. Bagi mereka, Tuhan. Mereka yang dihempas duka, mereka yang terluka, mereka yang menahan jerit. Meski sekedar uluran tangan. Pelukan seorang saudara. Sekedar menenangkan. Meski hanya sementara. Menjadi orang baik.

Padahal, dengan peranku, aku bisa tulus berbagi dengan mereka. Membiarkan mereka membagi luka, memberi sedikit kehangatan. Dengan ikhlasku, dengan kerelaanku. Sebagai saudara, sebagai teman, sebagai tempat berbagi. Menjadi orang baik.

Padahal dengan peranku, aku tak usah berpura-pura. Aku bisa lebih memaknai senyumku untuk menghadiahkan sedikit bahagia dihati mereka. Dengan simpati yang tak lagi palsu. Sebenar-benarnya simpati.

Padahal dengan peranku, dengan kelurusan niatku, aku ingin membuat cerita-ceritaku bermakna. Membuat kisah-kisah dari tanganku dapat merubah dunia. Membuat manusia lain lebih merasa dan berterimakasih atas takdir mereka yang lebih. Membuat mereka berlomba menjadi orang baik.

Idealisme itu…ah…doakan temans agar tetap menghujam dihatiku untuk sekedar berharap :

Yang kamai harap adalah terbentuknya Indonesia lebih baik dan bermartabat serta kebaikan dari Allah Pencipta Alam Semesta

angkotPercayakah kalian bahwa setiap hari, pasti ada saja hikmah yang mesti kita ambil dari sebuah peristiwa/kejadian maupun pengalaman yang kita lihat bahkan kita alami????
Dalam sebuah kesempatan mengadakan perjalanan menuju Jakarta, sungguh banyak sekali hikmah positif yang saya dapatkan. Hikmah kali ini terkait dengan 2 kata yang kebanyakan manusia terkadang menyepelekannya. Dua kata ini mungkin akan masuk kepada “The Most Term of Complicated to Say”, mudah sebenarnya untuk diungkapkan, namun karena saking mudahnya kemudian disepelekan begitu saja. Ceritanya sederhana, ada seorang penumpang, turun, dan langsung menaruh uang ongkos kemudian sudah selesai..ish mungkin kalau menaruh masih terbayang lebih sopan, bahasa tepat untuk menarasikan apa yang saya lihat “melempar” kali ya…lalu dengan acuh tak acuh pergi begitu saja. Sungguh ironi…beginikah kondisi realita bangsa yang notabene mempunyai predikat bangsa yang ramah di dunia internasional?? Apa susahnya mengucapkan “Maaf Bang, ini ongkosnya, Terimakasih (lalu senyum sambil menunjukkan kesopanan)”. Ya, 2 kata itu adalah MAAF dan TERIMAKASIH (sampai lupa memberi tahu 2 kata itu apa ). Memang butuh keikhlasan, ketulusan dan kelapangan hati untuk sekedar mengucapkan 2 kata ini.

Gimana teman, adakah pengalaman yang kalian temukan terkait 2 kata ini?
Atau ada pendapat tentang 2 kata ini??

kinBanyak orang bilang lupakan masa lalu, dan tatap masa depan. Sungguh aku tidak sepakat. Kita memang harus melangkah kedepan, tapi tanpa melupakan masa lalu. Masa lalu memberi tahuku siapa aku sebenarnya, masa lalu mengingatkanku saat-saat awal ku belajar tentang kehidupan, tentang cinta kepadaNya, dan tentang tujuan hidupku sebenarnya. Masa lalu menyimpan kenangan tentang kawan-kawan  yang pernah mengajarkanku makna persahabatan dan persaudaraan dalam agama. Ya, masa lalu adalah lukisan indah dalam bingkai memoriku. Selalulah menjadi terbaik dimata Allah SWT.

Apa yang akan ikhwah fillah lakukan begitu antum/na tahu masa depan berjalan tidak seperti yang ikhwah fillah inginkan?

Jika saya ditanya hal ini berbulan-bulan yang lalu… jawabannya akan jauh berbeda dengan jawaban hari ini. Hari ini saya akan menjawab…

Saya akan buru-buru menggulung lembaran kehidupan masa depan yang sudah penuh coretan-coretan sketsa mimpi-mimpi saya itu, lalu segera membentangkan lembaran baru… membuat sketsa baru tentang kehidupan saya dimasa depan. Meskipun sungguh pasti amat berat meruntuhkan semua konstruksi mimpi-mimpi itu, tapi itu jauh lebih manis ketimbang harus melihatnya runtuh oleh terpaan angin yang entah datang dari mana.

Saya memilih untuk percaya bahwa ada interkoneksi antara hati dari setiap orang. Hati kita ibarat pemancar gelombang radio yang juga berfungsi menerima pancaran dari pemancar lainnya. Masalahnya, kadang ego dan emosi kita berada dalam posisi yang dominan sehingga mata hati kita menjadi rabun, tak mampu menangkap sinyal-sinyal yang datang. Jangan dilupakan  pula, bahwa setiap jengkal kehidupan kita tidak lepas sedikitpun dari campur tangan-Nya. Adakalanya sinyal-sinyal itu terbelok, menguat, melemah, atau pupus sama sekali sesuai apa yang Ia kehendaki. Dan tiada satupun kita yang mampu mengelak dari ketentuannya yang Maha Mutlak.

Interkoneksi antar setiap orang inilah yang membuat seorang ibu tidak perlu menunggu keluh kesah anaknya untuk mengetahui saat anaknya membutuhkan sesuatu. Interkoneksi ini jugalah yang membuat seseorang dapat merasakan kegundahan saudaranya dan menawarkan bantuan meskipun tidak satu katapun terucap. Interkoneksi ini lah yang membuat seseorang mampu memprediksi masa depan hanya dalam satu atau dua blink saja… meskipun argumen-argumen logisnya baru terasionalisasi beberapa waktu setelahnya. Isyarat-isyarat itu, kita menyebutnya firasat… intuisi… bashirah… wangsit dll. Kadang isyarat itu sering tercampur aduk dengan ilusi paranoia, sikap apriori, sugesti pribadi, rasa percaya diri yang berlebihan yang kesemuanya bersumber dari ego yang didasari logika-logika dangkal dan pembenaran-pembenaran absurd.

Jujur, saya tidak pernah tahu atau memprediksi apakah yang akan terjadi hari ini, esok atau lusa. Yang saya tahu adalah, jika suatu amalan/aktivitas membuat amalan sunnah kita menurun, maka ada yang salah dengan aktivitas tersebut. Jika 1 atau 2 peristiwa membuat semangat kita surut dalam menggoreskan amal, maka kita pantas mempertanyakan pada diri kita di balik hati kecil kita, tentang apa yang menjadi tujuan kita melaksanakan amal itu. Kecewa adalah satu hal yang niscaya… manusiawi… natural… menjadi sunnatullah dari sifat kebalikannya yaitu puas. Namun moment itu harus segera menjadi titik balik yang membawa perubahan diri kita menjadi sosok yang lebih baik. Mungkin ada baiknya kita pasang stopwatch untuk menguji, berapa lama waktu yang kita butuhkan untuk berhenti kecewa. Jika kekecewaan itu membuat diri kita stagnan berhari-hari, berbulan-bulan atau bertahun-tahun, maka kita wajib bertanya kembali tentang ikrar yang kita deklarasikan setidaknya 5 kali dalam sehari. Shalatku, Ibadahku, Kehidupanku dan Kematianku hanya untuk Rabb yang satu.